Linto Kak dek ti Jadi Anggota Dewan!

Tersebutlah namanya siti, biasa dipanggil dek ti, anak bungsung enam bersaudara, walau usianya sudah tidak lagi muda, sudah kepala empat, tapi tetap saja para tetangga memanggilnya dek ti. “Dek” dalam bahasa aceh artinya adik, dan jika ada orang yang lebih muda dari dek ti memanggil namanya, kata-kata dek tetap saja di sematkan dan biasanya ditambah kata “kak” yang berarti kakak, sehingga panggilan lengkapnya adalah “kak dek ti”.

DSC_0410Pagi itu, sang surya masih malu malu menampkannya cahaya, masih bersembunyi dibalik gunong seulawan, seakan tidak mau lepas dari ikatan gelap malam. Di desa yang penuh dengan pepohonan rindang nan hijau itu, asap mengempul keluar daru “bara” rumah penduduk yang umumnya terbuat dari kayu. Begitu juga dengan rumah kak dek ti, dia sedang memasak nasi dengan kayu bakar untuk suami dan ibunya yang tinggal dengan mereka. Lazim bagi masyarakat Aceh orang tua tinggal dengan anak bungsu perempuan. Sedangkan saudara-saudara lain kak dek ti semuanya sudah merantau, menikah dan ikut pasangannnya, hanya kak dek ti yang, mau tak mau, betah tinggal dikampung untuk merawat orang tuanya semata wayang terserbut. Continue reading

Oh Acehku! Kenapa kau bodoh berkali kali?

Miris, menyedihkan, dan memalukan. Mungkin begitulah kesimpulan Anda setelah membaca berita tentang persentase siswa SMA di Aceh yang tidak lulus Ujian Nasional (UN) pada tahun 2013. Nomer satu dari nasional? Yup, tapi nomer satu dari belakang alias peringkat terakhir di bawah Papua. Kali ini kambing mana yang mau dicat hitam? Institusi mana yang hendak disalahakan? Atau siapakah orang yang pantas menjadi terhukum?

acehKita (baca: Aceh) masih terlalu bangga dengan gelar daerah istimewa yang disandangkan, istimewa di bidang pendidikan, agama, dan kebudayaan. Kini,  dari ketiga penghargaan itu, mungkin tak ada satupun yang bisa kita andalkan. Tidak dipungkiri jika pendidikan di daerah kita pada masa lalu patut diacungi jempol. Jangankan dari daerah lain di negeri ini, mahasiswa dari luar negeri pun rela keluar dari tanah kelahiran mereka demi menuntut ilmu di bumi Serambi Mekah ini. Sekarang? Tidak perlu jauh-jauh mengintip prestasi ini-itu, lihat saja berita hari ini. Dulu kita bisa berbaganga hati dengan kuatnya nilai agama Islam yang mengalir dalam darah para penerus bangsa. Kalau sekarang? Agama tidak lebihdari alat kampanye partai. Maksiat terjadi di mana-mana. Lalu keistimewaan terhadap budaya? Mungkin hanya budaya duduk di warung kopi yang dulu dianggap simbol pemalas yang kini malah dibanggakan. Continue reading

Rumor!

Rumor has it you love me
Rumor has it the world spins upside down
Rumor has it my only hope is you
And the rumors are true
I turn everything over

Begitulah lirik terakhir dari lagunya Switchfoot “I turn everything over“, membuatku kembali ke masa sekolah, tahun 1999, saat lagu itu pertama kali di dendangkan. Well bukan kisah cinta memang, tapi tentang asa dan pengharapan.

Tersebutlah si Zakir, teman sekelas yang hobi main gitar, tak ada waktu baginya selain untuk memeluk alat musik petik ini. Suaranya memang pas pasan, tapi petikan gitarnya bak professional. Walau dia tak pernah sekalipun belajar atau ikut les gitar, jadinya waktu istirahat lebih banyak di habiskan untuk main gitar, sembunyi sembunyi, biasanya dekat WC. Continue reading

Antara ngangkang dan rokok

Jauh memang korelasi antara ngangkang dengan rokok. Tapi melihat konsekuensi keduanya terhadap kesehatan, hal ini menjadi menarik.

Pertama masalah rokok, saya yakin tidak ada orang Indonesia yang tidak mengerti dengan kata dan benda ini, walau tidak menghisap langsung, minimal pernah cium asapnya, Ketika di Angkot misalnya.

Well, merokok sudah dianggap sebagai prilaku yang diterima. Jarang sekali orang yang komplain, bahkan banyak yang bangga bisa merokok. Seorang kenalan yang perokok berat bahkan pernah berujar, “semua pekerjaan ini bisa kubuat karena ada rokok, kalo gk ada rokok dimulut, gak akan bisa kerja”.  Di tempat lain, saya pernah membaca berita tentang seorang nelayan miskin yang juga seorang perokok, dan anaknya putus sekolah karena kurang biaya. Saat ditanya, kenapa dia tidak berhenti saja merokok sehingga uangnya bisa dipakai untuk biaya sekolah anaknya, sang bapak dengan enteng menjawab “lebih baik anak putus sekolah dari pada putus rokok di mulut saya”. egois? Hmmm Continue reading

“Orang dulu” memang hebat!?

Labi-labi arah seulimeum bergerak lamban meninggalkan kota Banda Aceh, tidak banyak penumpang di dalamnya, walau suasana sudah mendekati lebaran. Sejak beberapa tahun terakhir memang, hampir setiap orang memiliki sepeda motor sebagai alat transportasi, imbasnya, angkutan umum yang dulunya sempat menjadi primadona, kini mulai berkurang populasi dan peminatnya.

Seorang pria tua duduk di dalam angkutan tersebut, memakai sarung, baju putih panjang tangan, plus kopiah hitam menutup ubannya. Sekitar satu meter di sampingnya, sorang anak muda sibuk membaca catatan kuliah, mencoba konsentrasi, walau sekali-kali terganggu oleh goyangan labi-labi ketika melewati jalan berbatu yang tak kunjung selesai dikerjakan.

Tepat di depan anak muda, sorang wanita tua, penjual sayur di pasar, juga duduk dengan santainya, sebuah ranjang sisa jualannya terletak di lantai angkot, dalam jangkauan kakinya. Continue reading

Orang Gila Suara Merdu.

Orang gila suara merdu, begitulah judul video di youtube yang kini sedang heboh. Sejak di upload oleh akun ahmed79529 pada tanggal 3 bulan november tahun lalu, hingga tulisan ini saya tulis, video ini sudah di tonton lebih dari 670.000 kali. Cukup banyak untuk sebuah video yang di direkam dengan kamera handphone dan penyanyinya adalah orang yang sedang di rawat di rumah sakit jiwa.

Saya sendiri sudah melihat rekaman ini jauh sebelum video ini heboh. Karena selain ini, ada juga sebuah video yang di rekam di tempat yang sama, juga oleh mahasiswa keperawatan yang sedang praktik di RSJ Banda Aceh. Video yang saya maksud berjudul “Pidato lucu pasien RS Jiwa”.

Well, bagi kami praktisi kesehatan jiwa, kedua video tersebut bukan hal yang baru, toh pasien pasien kami sungguh lebih cerdas dan kreatif dari yang dikira oleh orang kebanyakan. Sering kami mendengar pasien berdendang, dengan suara yang jauh lebih baik dari boyband yang lagi naik daun. Saya sendiri pernah belajar bahasa Jepang dari seorang pasieng yang memang sarjana.

Kembali ke video tadi, sebenarnya, apa yang sedang di nyanyikan pasien tersebut? Yang jelas itu bukan lagu dangdut. Ada dua kemungkinan yang cocok untuk dialamatkan untuk nyanyian oleh pasien tersebut, pertama bisa disebut seulaweut, kedua bisa juga likee atau dikee.

Seulawet dan dikee merupakan media seni yang sudah terintegrasi dalam kehidupan masyarakat Aceh. Keduanya selain digunakan untuk berkesenian, juga sebagai media untuk mendidik agama bagi generasi muda. Seulawet atau selawat mungkin sudah lebih banyak orang kenal, adalah puji pujian hamba untuk sang khalik dan kekasihnya muhammad. Dalam masyarakat aceh, seulawet umumnya diciptakan oleh para ulama, dengan irama yang khas, dan kemudian menyebar dari mulut ke mulut. Seulawet ini sering dibawakan dalam bahasa Arab, Aceh atau melayu Aceh, sepengetahuan saya, belum ada buku yang secara khusus menuliskan tentang berbagai nama, lirik dan jenis seulawet yang tersebar di Aceh, sebuah tantangan baru untuk generasi muda Aceh tentunya.

Yang kedua adalah dikee, mirip seperti seulawuet, dikee juga puji pujian kepada pencipta dan juga media dakwah untuk mendidik agama islam bagi anak muda aceh. Dikee ini akhir akhir ini sudah sering di perlombakan.

Nah, video yang dinyanyikan pasien tersebut adalah salah satu diantaranya yang bertujuan untuk mendidik anak anak agar mudah mengingat nama nama nabi dalam islam beserta dengan keistimewaannya masing masing. Dengan bentuk nyanyian seperti ini, akan mudah bagi kita untuk mengingat dibandingkan dengan menghafal seperti textbook. Selain nyanyian dalam irama ini, ada beberapa irama lain lagi yang digunakan untuk mengingat para nabi dan rasul

Terakhir, dengan hebohnya video ini, saya berharap agar masyarakat umum tidak lagi menganggap remeh orang dengan gangguan jiwa. Jika saja keluarga mau sedikit perhatian dan masyarakat tidak mengejek-ejek mereka, mereka pasti bisa berkreasi dengan lebih baik diluar sana.

Satu hal lagi, saya juga berharap ada yang mau mengarasemen ulang syair yang indah ini. selain bermanfaat bagi ummat (karena mengenalkan media yang indah untuk mengingat para rasul), syair ini juga indah untuk hiburan. semoga..

Salam

Mörsalin, Praktisi kesehatan jiwa Aceh,
Berlin 8.5.12

Berikut video di youtube

orang gila ceramah