Antara ngangkang dan rokok

Jauh memang korelasi antara ngangkang dengan rokok. Tapi melihat konsekuensi keduanya terhadap kesehatan, hal ini menjadi menarik.

Pertama masalah rokok, saya yakin tidak ada orang Indonesia yang tidak mengerti dengan kata dan benda ini, walau tidak menghisap langsung, minimal pernah cium asapnya, Ketika di Angkot misalnya.

Well, merokok sudah dianggap sebagai prilaku yang diterima. Jarang sekali orang yang komplain, bahkan banyak yang bangga bisa merokok. Seorang kenalan yang perokok berat bahkan pernah berujar, “semua pekerjaan ini bisa kubuat karena ada rokok, kalo gk ada rokok dimulut, gak akan bisa kerja”.  Di tempat lain, saya pernah membaca berita tentang seorang nelayan miskin yang juga seorang perokok, dan anaknya putus sekolah karena kurang biaya. Saat ditanya, kenapa dia tidak berhenti saja merokok sehingga uangnya bisa dipakai untuk biaya sekolah anaknya, sang bapak dengan enteng menjawab “lebih baik anak putus sekolah dari pada putus rokok di mulut saya”. egois? Hmmm Continue reading

Boncengan duduk ngangkang, kok dilarang?

Tiba tiba, isu pelarangan perempuan berboncengan sambil duduk ngangkang yang peraturannya baru akan dikeluarkan Oleh pemerintah Kota lhokseumawe minggu depan menjadi heboh di dunia maya, khususnya di Twitter. Hastag #ngangkang menjadi banyak dicari. Ada apa sih dengan boncengan yang dalam bahasa aceh sering Kami sebut “duek pheng” ini?

Well, sebelum menulis, saya Coba tanyakan kepada perempuan, yang kebetulan menjadi objek pelarangan, tapi sering juga #ngangkang Ketika saya bonceng, istri saya sendiri.

Awalnya saya minta dia sendiri untuk menulis sangsung di blog nya, tapi dia merasa ini Bukan sesuatu yang wah untuk dihebohkan. So, kalo gitu saya aja yg kasih orekan. Continue reading